Selasa, 06 April 2010

Menusahakan tidur yang berkualitas

Tuntutan kerja serta mobilitas yang tinggi dan jadwal yang padat seringkali membuat orang mengurangi waktu tidurnya. Seringkali waktu tidur digunakan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya agar dapat selesai sesuai jadwal.. Padahal, tidur dengan waktu 7-8 jam per hari dengan kualitas yang baik sangat banyak manfaatnya.
Ada beberapa cara yang dapat membantu untuk tidur nyenyak.

1. Gunakanlah tempat tidur hanya untuk tidur, bukan untuk menonton televisi, belajar, atau melakukan hal lain. Karena melalui penelitian, terbukti bahwa orang yang mengalami gangguan tidur adalah orang-orang yang meletakkan televisi di kamar tidurnya.

2. Usahakanlah untuk tidur dan bangun pada jam yang sama setiap harinya, karena kebiasaan ini akan membentuk jam biologis kita. Sehingga tubuh akan dengan sendirinya terbiasa dengan hal itu.

3. Cobalah untuk mendengarkan musik relaksasi, yang biasanya hanya berupa instrumen dengan tempo yang lambat. usahakan mendengarkan musik sambil menenangkan diri kita juga. Melepaskan kepenatan dan gangguan pikiran yang menghantui kita. Mendengarkan musik yang tenang dapat mengirimkan sinyal kepada tubuh untuk berisitirahat/ tidur.

4. Usahakan untuk tidak minum minuman yang mengandung kafein lima sampai enam jam sebelum tidur.. Contohnya kopi dan teh karena, minuman tersebut akan membuat kita segar.

5. Berhentilan dari kebiasaan minum minuman keras/beralkohol.

6. Usahakanlah untuk tidak memakan makanan berat sebelum tidur, karena akan memperberat kerja organ-organ pencernaan saat tidur. Namun, jangan pula memakan makanan terlalu sedikit, karena akan membuat lapar dan tidak bisa tidur.

Tidur yang nyenyak sangat membantu kita untuk dapat berkonsentrasi pada hari berikutnya. Kita juga akan lebih mudah menyerap materi baru karena kondisi badan yang segar. Secara tidak langsung, tidur dapat meningkatkan kinerja kerja kita..

Tidur juga dapat berpengaruh pada kesehatan seseorang. Pasalnya, selama kita tidur, hormon-hormon akan bekerja lebih aktif. Selain itu, sel-sel tubuh kita juga akan melakukan pemulihan ketika kita tidur. Oleh karena itu, usahakanlah tidur dengan waktu yang cukup setiap hari dengan memperhatikan juga kualitas tidurnya.


Selamat tidur !

Menenangkan Diri

Ketenangan adalah impian setiap orang. Tidak kaya, tidak miskin, tidak pejabat, tidak buruh; semua menginginkan sebuah ketenangan. Bagaimana tidak, seorang rela mengeluarkan uang banyak demi perasaannya yang gundah untuk bisa tenang. Orang rela pergi jauh dari suatu tempat ke tempat lain yang jaraknya ratusan kilometer untuk membuat diri rileks dan bahagia, dan akhirnya tenang juga. Kadang perasaan tidak karuan merasa dag dig dug der, jangan-jangan, jangan-jangan… Banyak sekali jangan jangan. Perasaan was-was selalu menghantui.

Ketenangan, di mana sebenarnya? Apakah di kantor? Apakah di gunung? Apakah di pantai? Apakah di pasar? Apakah di masjid? Apakah di gereja? Apakah di gua? Banyak kemungkinan jawaban kalau diteruskan. Namun yang jelas ketenangan didapat dan hanya dirasakan oleh manusia yang pernah merasakannya sendiri. Sebuah perasaan damai dan rileks. Perasaan cukup, perasaan aman tidak was-was dengan segala hal negatif yang belum terjadi.

Indikasi ketenangan adalah terlihatnya pancaran keramahan dan ketidak gugupan dalam bertindak. Rasio akal selalu dipergunakan sebelum mengambil keputusan. Tenang dan tenang. Seberat apapun masalah dihadapi dengan tenang dan perasaan PD.

Bagaimana mencari ketenangan? Doktor Norman V. Peale (1996) dalam bukunya, Berpikir Positif, mengatakan bahwa doa adalah kekuatan terbesar dalam memecahkan masalah pribadi seseorang. Ada kekuatan dahsyat yang terkandung dalam sebuah doa. Mungkin bagi orang yang belum pernah mencoba kedahsyatan doa boleh mencoba mempraktekkan nasihat ini. Kalau perasaan tidak tenang coba kembalikan semuanya kepada Tuhan semesta alam. Mencoba selaras dengan alam. Mengikuti air mengalir. Pasrahkan dan adukan segala hal yang ada. Perasaan amburadul dan seabreg perasaan tak menentu lainnya. Serahkan seratus persen pada Sang Pencipta. Rasakan bahwa diri ini tidak berdaya apapun dan lemah tak memiliki kekuatan. Biarkan Alam yang menyelesaikan. Tanpa ba..bi..bu, bagaimana nanti, bagaimana nanti… serahkan segalanya. Karena alam memiliki kekuatan dahsat yang tidak dikira sebelumnya.

Selain itu, coba pula kebiasaan dari Dale Carnigie, tokoh kenamaan Amerika yang biasa ke gereja ketika keadaan lagi super sibuk. Ini karena dia benar-benar ingin mengendalikan waktu, bukan dikendalikan oleh waktu. Dia menghabiskan waktu sekitar seperempat jam untuk menenangkan diri dari rutinitas yang terus menyita waktunya.

Bagaimana seorang Carnegie yang seorang pengusaha terkenal dan kaya malah akan segera pergi ke tempat yang tenang seperti di gereja untuk menenangkan diri di saat pekerjaanya sangat menumpuk? Bandingkan dengan kebiasaan kita termasuk penulis sendiri yang justru malah mengatakan “tanggung” kalau ada pekerjaan. Bukankah kita sering meninggalkan shalat ketika adzan memanggil dan lebih mementingkan pekerjaan dengan alasan “lagi tanggung?”

Sebagai seorang muslim (karena penulis muslim) sudah memiliki tokoh panutan yang luar biasa seperti Muhammad Saw. Karakter beliau adalah orang yang sangat efektif dan efisien dalam bekerja. Tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut beliau yang sia-sia. Semua bermakna. Beliau orang terkaya karena beliau tidak butuh apapun dari dunia ini, bahkan dia berikan segalanya untuk orang yang meminta kepadanya. Beliaupun orang yang tenang. Terlihat dari setiap ada masalah diselesaikan dengan hati dan pikiran dingin. Dengan rasio pikiran dipertimbangkan masak-masak. Sehingga yang keluar dari setiap keputusannya adalah solusi dari setiap permasalahan. Luar biasa!!

Ajaran beliau terangkum dalam shalat. Shalat diajarkan untuk khusuk dan tenang untuk melepaskan dan menghilangkan segala permasalahan dunia. Lupakan sejenak dan pasrahkan segalanya pada Allah Sang Pencipta. Tuma’ninah… diam sejenak. Menghayati keheningan. Merasakan damai dan tenang… Rileks.

Jadi kesimpulannya adalah ketenangan bisa dirasakan oleh yang merasakannya sendiri. Mencoba selaras dengan alam, jujur pada diri sendiri, pasrahkan segalanya pada Allah, dan jeda sejenak dikala tugas menumpuk mungkin sebagai langkah kecil untuk mencoba meraih ketenangan.

KIat Jitu Menghadapi Kesulitan & Masalah

Jika ada seseorang di dunia ini yang hidupnya senang dan diberi kemudahan terus-menerus tanpa pernah mengalami masalah dan kesulitan satu kalipun maka itu seperti hidup di surga. Setiap keinginan kita akan terpenuhi tanpa ada tantangan dan hambatan sedikit pun. Alangkah senangnya… Tapi di dunia ini sepertinya jarang atau bahkan tidak ada yang seperti itu. Semua yang kita inginkan akan kita dapatkan jika kita mau berbuat sesuatu dan melakukan pengorbanan untuk mendapatkannya.

Apa pun yang menjadi target pencapaian hidup kita pasti ada tantangannya. Jika kita ingin memiliki ijazah SMA misalnya, kita harus menjalani proses pendidikan dari Taman Kanak-Kanak hingga SMP; dan dalam masa itu kita menghadapi berbagai tempaan dan ujian baik soal-soal ulangan harian, ulangan umum maupun Ujian Nasional. Atau jika kita ingin memiliki gelar Sarjana Strata 1, kita harus menjalani proses perkuliahan kurang lebih 5 tahun lagi lamanya. Proses tersebut mau tidak mau harus kita hadapi dengan sebuah perjuangan yang cukup panjang untuk mendapatkan kompetensi pendidikan yang kita inginkan. Demikian juga jika kita ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 dan S3; semua itu butuh waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit. Semua ada tantangannya masing-masing dan hasilnya pun akan kita nikmati setelah menjalani semua proses yang sudah sewajarnya kita lewati.

Kalau rezeki lagi sulit, ekonomi sedang susah, relasi sedang berantakan; buat apa dipersulit kalau itu justru menambah beban kesulitan kita. Keadaan sedang susah, namun pikiran kita menambah atau menyugesti bahwa kita sedang benar-benar susah. Ya susah dan menderita betulan kita pada akhirnya. Pikiran negatif justru akan lebih menjerumuskan diri kita ke jurang penderitaan yang kita gali sendiri.

Sebagaimana ujian-ujian yang pernah kita hadapi sejak SD hingga ujian terakhir di jenjang pendidikan tertinggi yang pernah kita tempuh telah mengantarkan kita pada level atau tingkat kompetensi diri kita yang sekarang. Demikian juga dengan kesulitan demi kesulitan yang kita hadapi dalam hidup ini akan mengantarkan kita pada tingkat kedewasaan dan kebijaksanaan pikiran yang membuat kita memahami arti hidup ini dengan lebih arif. Kita akan berbuat sesuatu yang lebih bermanfaat dan terus melakukan pembelajaran sehingga menjadi pribadi unggul.

Apa pun kesulitan yang sedang kita hadapi, jangan mempersulit diri. Anggaplah hidup itu mudah dan penuh berkah, pasti semua kesulitan akan ditemukan solusinya. Kesulitan itu akan jadi mudah kalau kita menganggapnya mudah. Kalau pikiran kita bisa memikirkan kemudahan dan solusi setiap masalah, pasti keadan kita juga akan berubah. Yang jelas tidak ada kesulitan yang tak ada solusinya.

Dalam buku The Secret-nya yang terkenal, Rhonda Byrne menulis, “Hidup Anda ada di tangan Anda. Terlepas dari di mana Anda saat ini, terlepas dari apa yang telah terjadi dalam hidup Anda, Anda dapat mulai memilih pikiran-pikiran dengan sadar, dan Anda dapat mengubah hidup Anda. Tidak ada situasi yang tidak berpengharapan. Setiap situasi dalam hidup Anda dapat berubah!”

Kemampuan untuk tidak mempersulit hidup terletak pada pikiran. Pikiran yang sehat akan berpikir cerdas. Pikiran yang cerdas akan menganggap kesulitan adalah wahana latihan agar kita menjadi pribadi yang tangguh. Coba ingat kembali, saat kita dulu masih duduk di bangku SD dan menghadapi Ujian Akhir (ketika saya SD namanya Ebtanas). Mungkin kita akan merasa stres karena sulitnya mengerjakan soal. Namun sekarang, setelah kita lulus Perguruan Tinggi misalnya, akan mengerjakan soal-soal ujian SD yang dulu menjadi momok, mungkin dengan mata tertutup.

Sebenarnya sekarang–ketika kita hidup di dunia nyata dengan aneka problematikanya; dengan aneka masalah dan cobaannya–kita juga sedang bertumbuh menjadi manusia dewasa yang memiliki ketangguhan dan kemampuan menemukan problem solving yang terus meningkat. Setelah kita mengatasi suatu kesulitan maka jika kesulitan yang semacam itu datang lagi, kita tidak akan terganggu olehnya karena kemampuan kita dalam menghadapi masalah sudah meningkat. Masalah atau kesulitan itu tidak lagi mempersulit kita. Ternyata karena menghadapi kesulitan, diri kita sekarang menjadi lebih kuat. Jadi, jangan berpikir bahwa dengan banyaknya kesulitan yang mendera membuat kita menganggap Tuhan tidak sayang kepada kita. Namun justru sebaliknya, Tuhan sedang memberi kita banyak pelajaran melalui praktek langsung di universitas kehidupan agar kita menjadi pribadi yang tangguh dan bijak.

So, bukankah akan lebih baik jika kita menganggap hidup ini—walau apa pun jua yang sedang terjadi—adalah hidup yang indah dan menyenangkan. Hidup kita adalah karunia terindah dan teragung dari Sang Pencipta Alam. Jangan biarkan diri kita bersedih hanya karena sebuah kesulitan. Jangan biarkan pula mimpi terindah kita terkubur hanya karena sedikit kesulitan yang sesungguhnya ada jalan keluarnya.

Salam sukses dan bahagia!